Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Simbolik Sujud : Membentuk Pribadi Rendah Hati


Suluk Maleman Juli 2019


Habib Anis Sholeh Baasyin mengajak jamaah Suluk Maleman mendalami peristiwa sujud dalam ibadah salat. Pemaknaan sujud, tidak hanya terbatas pada gerakan simbolik. Akan tetapi sebuah upaya membentuk pribadi yang rendah hati.

Sujud, kata Habib Anis, justru membawa pesan yang dalam. Pesan itu adalah sebuah ungkapan menyerahkan total kepada Allah. ”Gerakan sujud sendiri, memperlihatkan sebuah kepala yang menjadi pusat komando tubuh justru ndiletakkan berada di bagian tubuh tempat membuang kotoran. Itu mengajarakan kita harus rendah hati dan berserah kepada Allah,” jelasnya ketika membuka Ngaji budaya Suluk Maleman edisi ke 91 dengan tema “Sujud Semesta Sujud” Sabtu (13/7/2019) malam.

Oleh karena itu, lanjut Habib Anis, sebagai orang yang ahli sujud tentunya memiliki sikap rendah hari. Sujud itu juga, diakui Habib Anis sebagai salah satu kehebatan sistem untuk membentuk pribadi yang rendah hati.

“Dengan begitu tentunya bisa dilihat jika sujudnya benar akan rendah hati. Sebaliknya jika rajin sujud tapi kok tidak rendah hati tentu patut dipertanyakan seujudnya,” terang pria yang dikenal luas sebagai budayawan dari Bumi Mina Tani ini.

Habib Anis juga menganalogikan sujud memiliki smbol seperti air. Baginya, air akan selalu mencari tempat terendah dan mengisi segala ruang. Sebaliknya iblis yang terbuat dari inti api memiliki karakter harus merasa lebih besar dan tinggi yang tentunya menciptakan kesombongan.

“Padahal manusia itu terbuat dari tanah. Karakter tanah saat disentuh api akan menjadi keras seperti batu bata dan genting. Sayangnya kerasnya tersebut justru akan mudah pecah. Sebaliknya tanah jika disentuh air akan menjadi lembut, mudah dibentuk, dan gampang mengisi ruang. Maka dari itu mari dekatkanlah dengan air, dengan sujud kita,” terangnya.

Sikap itulah yang dikatakannya patut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sujud sebagai sebuah sikap seharusnya dapat menjadikan kehidupan bermasyarakat menjadi lebih baik dan membahagiakan.

“Dengan sikap sujud yang menjadikan rendah hati itu tentu akan saling menghormati antar manusia dan alam disekitarnya,” imbuh Habib Anis.

Narasumber lain, Abdul Jalil menambahkan, apapun yang ada di muka bumi, baik yang berakal atau tidak semua bersujud kepada Allah. Baginya sendiri, sujud dimaknai tertunduknya manusia pada sikap mental dimana hati, pikiran, dan perasaan.

“Ketulusan dalam bersujud akan menjadikan kokoh, tapi kalau tidak tulus hanyalah menjadi buih-buih yang terlihat, namun akan memuai. Hilangkanlah semua keakuan dan gantungkan bahwa semua milik Allah,” terang budayawan dari Menara Kudus tersebut. (ars)